Senin, 16 Januari 2012

Potret Islam di Afrika Timur, Australia, Cina dan Asia Tenggara

BAB I: PEMBAHASAN
1.    Potret Islam di Afrika Timur
Perkembangan islam di Tanzania, Uganda dan Kenya
Islam masuk ke Afrika Timur (Tanzania, Uganda dan Kenya) pada abad ke-8. Para arkeolog telah menemukan beberapa peninggalan Islam, antara lain koin emas, perak dan tembaga terbitan tahun 830, dan sebuah masjid tertua di Kizimkazi, tenggara Zanzibar, dibangun pada tahun 1007. Pada tahun 1332, Ibn Batutah pernah berkunjung ke Tanzania dan Zanzibar, ia menyatakan bahwa hampir sebagai besar penduduk pantai Afrika Timur adalah Muslim, dan bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa literature dan perdagangan. Ketika itu, lautan India disebut sebagai ‘Laut Muslim’.
Sultan Sayyid Said dari Dinasti Busaid yang berkedudukan di Muscat, Oman, pada tahun 1832 pernah memimpin Zanzibar, dan kesultanan ini bertahan hingga 132 tahun. Pengaruh kesultanan Sayyid Said berkembang hingga mencapai Kenya dan negara-negara pantai timur Afrika lainnya. Karena pengaruh yang sangat kuat, bahasa Arab diadopsi oleh penduduk asli Tanzania dan Zanzibar (Negro Bantu) menjadi bahan dasar bahasa lokal dengan sebutan Kiswahili atau Swahili. Mereka menyebutnya sebagai Afro-Islamic Language. Mereka sangat bangga karena bahasa Swahili menjadi salah satu dari tujuh bahasa utama di dunia. Bahasa Swahili sebagai bahasa komunitas Islam Afrika Timur diadopsi oleh banyak negara Afrika, antara lain Kenya, Uganda, Kongo, Madagaskar, Mauritius, dan beberapa suku di Afrika tengah dan barat.
Pada abad ke-16, Portugal menyerang pantai timur Afrika, dan akhirnya Portugal mengelola pantai timur Afrika pada abad 17 – 18. Pada abad ke-19, Jerman dan Inggris mulai mengikuti jejak Portugal. Seiring masuknya orang-orang Eropa ke Tanzania, maka peta pemeluk agama di sana juga berubah. Para missionaries Kristen professional sangat gigih menyebarkan agama kristen. Karena dianggap tidak menguntungkan bagi perkembangan Islam di sana, beberapa tokoh Islam; Tanganyika, maka pada tahun 1929-1933 mereka mendirikan organisasi menentang kaum missionaries. Mereka membentuk Tanganyika African Association (TAA) cikal bakal Tanganyika African National Union (TANU). Hampir sebagian besar pendiri TAA adalah muslim (Abdullah Sykes, Sheikh Hassan bin Amir, Hamza Kobwama Mwapachu dan sebagainya), namun karena kelihaian Inggris sebagai penguasa saat itu yang menerapkan politik belah bambu dan memecah belah anak bangsa, justru yang didorong untuk menguasai TANU adalah Julius K. Nyerere, yang akhirnya menjadi presiden pertama Tanzania.
Pada tahun 1962 diadakan kongres organisasi masa Islam di Dar Es Salaam yang akhirnya sepakat dibentuk East African Muslims Welfare Society (EAMWS). Umat Islam tertinggal sangat jauh dengan ummat Kristen dalam mengejar pendidikan, yaitu 1 : 10, walaupun jumlah penganut Islam lebih banyak dibanding penganut Kristen 35% : 30%.
Berbicara tentang Islam di Tanzania, berarti membicarakan Zanzibar sebagai tempat bermulanya Islam menyebar di Afrika Timur. Pada masa kolonial, Islamisasi di Tanzania datang dari Zanzibar, ketika itu dipelopori oleh Sheikh Muhyidin bin Sheikh bin Abdullah al-Qahtany (1789-1869). Beliau adalah Perdana Menteri sekaligus Chief Qadhi (ketua Hakim) di Zanzibar pada pemerintahan Sultan Said bin Sultan. Al-Qahtani banyak menulis buku dalam bahasa Arab, antara lain Takalibun al-Haruf. Buku ini sangat terkenal di Barat, karena membahas mengenai grammar bahasa Arab (nahw). Kitab lainnya yang terkenal di Barat yang ditulis oleh al-Qahtany adalah as-Sulwa fi Akhbar Kilwa.
Islam di Zanzibar memang sangat hebat dan mayoritas (95%), namun gangguan tetap muncul dari kaum Nasrani. Karena perkembangan Islam di Zanzibar maupun Tanzania, dianggap sebagai ancaman bagi perkembangan agama Katholik. Oleh karena itu mereka mengobarkan perang Salib (crusade). Yulius Nyerere, bersama Milton Obote, Presiden Uganda, dan Yomo Kenyatta, Presiden Kenya, sangat gigih mengobarkan perang salib ini. Salah satu bukti sejarah yang penting untuk dicatat adalah ketika John Okello, seorang Kristen militant dari Uganda, pada tanggal 11 Januari 1964 tengah malam menyerang Zanzibar. Okello dibantu para martir dari Tanganyika (sekarang Tanzania), Kenya, Uganda, Zimbabwe, Malawi dan Mozambique serta merta membantai 13.635 penduduk Muslim.
Gerakan bawah tanah Okello di Zanzibar ini terinspirasi oleh pemikiran Oscar Kambona, tangan kanan Yulius Nyerere, yang menyatakan pada Second World Conference of Churches tahun 1910, bahwa Islam merupakan ancaman terbesar bagi perkembangan agama Katholik di Afrika Timur. Oleh karena itu perkembangannya harus dihalangi. Rangkaian kejadian yang memusuhi keberadaan Islam di Tanzania, atau Afrika Timur pada umumnya, tak lepas dari peran Yulius Nyerere, mantan Presiden dan Bapak Tanzania. Oleh ummat Islam Tanzania dan Zanzibar, Yulius Nyerere dianggap sebagai ‘otak’ (mastermind) gerakan bawah tanah (clandestine) Revolusi Zanzibar yang dikobarkan oleh John Okello.
Namun dengan kejadian ini, bukan berarti ummat Islam di Tanzania (termasuk) mengendur menghadapi ‘keganasan’ ummat Katholik, sebaliknya, mereka semakin gigih memperjuangkan keberadaan Islam di sana, termasuk memperjuangkan hukum islam di seantero Tanzania. Pada tahun 1988 demonstrasi yag diusung oleh kalangan muda Islam untuk memperjuangkan hukum Islam pecah di Zanzibar Tanzania. Akhirnya banyak tokoh Islam yang ditangkap antara lain adalah pemimpin karismatik Seif Shariff Hamad dam keenam rekannya. Mereka dianggap musuh negara, namun pejuang muda Muslim Tanzania dan Zanzibar menyebut mereka ‘pahlawan besar’.
Perjuangan ummat Islam di Tanzania tak beda dengan perjuangan ummat Islam di belahan dunia lainnya, karena secara geopolitik mereka menghadapi musuh yang sama, yaitu Barat (Kristen), yang pengaruhnya menggurita ke mana-mana. Oleh karena itu, diperlukan keberanian yang luar biasa untuk melawannya, karena secara geopolitik pula, pihak Kristen mempunyai segala-galanya: politik, uang, senjata dan sumber daya manusia yang nyaris sempurna.
2.ISLAM DI ASIA TENGGARA 
A. Pengenalan
a.       Sebelum kemunculan Islam, Asia Tenggara menjadi kawasan dagangan Melayu, Arab, China dan India.
b.      Menjadi daya tarik karena kekayaan hasil bumi: pertanian, logam, serta hasil hutan.
c.       Apabila Islam berkembang menjadi pusat penyebaran Islam. Sebelum Islam mereka menganut agama Hindu, Buddha, agama nenek moyang.
B. Kedatangan Islam di Asia Tenggara
1. Teori Semenanjung Arab:
a. Dikemukakan oleh John Crawford didukung Syed Muhamad Naquib l-Attas. Buktinya:
Ø  Aktivitas perdagangan menurut catatan China yang menyatakan orang Arab dan Persia mempunyai peranan di Canton pada 300M.
Ø  Pedagang Arab menguasai laut dari pelabuhan Iskandariah hingga China. Telah berdagang di rantau ini terutama setelah kemunculan Islam pada abad 7M.
Ø  Pedagang Arab singgah di pelabuhan utama AT sebelum ke China. Jadi tempat menunggu dari angin muson.
Ø  Perkawinan.
b. Mengapa masyarakat Asia Tenggara tertarik dengan Islam:
·         Tertarik dengan nilai Islam yang murni.
·         Amalan pendakwah Islam mengamalkan nilai Islam yang murni seperti; kejujuran pedagang Islam, mementingkan kebersihan, berkemah tinggi.    
2.   Teori China: Dikemuka oleh: Emanuel Gadinho : Alasan beliau:
Ø  Khan Fo atau Canton  menjadi pusat perdagangan Arab sejak  abad 9M.
Ø  Penyebaran Islam dikalangan peniaga China kemudian menyebar ke AT.
3. Teori India : Dari Wilayah Gujarat dan Pantai Coromandel, abad 13M dikemukan oleh Snouck Hurgronge. Buktinya:
Ø  Hubungan rantau AT dan India sudah lama ada.
Ø  Gujarat, pelabuhan penting pada zaman Alaudin Khinji di India.
C. Penyebaran Islam di Asia Tenggara
Cara penyebaran:
1. Perdagangan
a. Pedagang China, India, dan Arab.
b. Islam dan tingkah laku pendakwah serta pedagang.
c. Semangat ingin mendakwah  dan mewujudkan perkampungan pedagang Islam .
d. Pedagang juga membawa para ulama.
e. Sifat pedagang dan ulama: sopan santun, ikhlas, dan lemah lembut.
2. Perkawinan
a. Melalui perkawinan biasa dan siasah.
b. Perkawinan siasah dengan keluarga raja. Mansur Shah dan Muzaffar Shah berkawin dengan puteri raja Siak, Kampar, Inderagiri, dan Jambi. Puteri Raja Melaka dikawinkan dengan Raja Pahang dan Kedah.
c. Perkawinan biasa berlaku antara pedagang atau ulama Islam dengan penduduk setempat.
3. Pengislaman Raja dan golongan bangsawan.
Pengaruh Raja dan pembesar yang kuat membolehkan rakyat memeluk Islam. Contoh: Megat Iskandar Shah Melaka, Raja Malik al Salih Pasai.
4. Kelahiran kerajaan Islam
a. Kerajaan Perlak, Samudera Pasai, Melaka, Aceh, Demak, Mataram, Sulu, Mindanoa dan lainnya.
b. Meluaskan kawasan pengaruhnya – jadi pusat penyebaran Islam .
5. Peranan pusat kebudayaan
a. Pusat kebudayaan telah ada di Perlak, Samudera-Pasai, Riau, dan Aceh.
b. Pusat keilmuan dan penyebaran Islam.
c. Wujud Institusi pendidikan.
d. Aceh – karya puisi  seperti : Bustanus Salatin mengisahkan sebuah kerajaan, istana kota dan taman-taman.
·         Ulama yang menghasilkan karya pemikiran Islam seperti Hamzah al-Fansuri, Syeikh Nuruddin al-Raniri, Syeikh Samsudin al-Sumaterani, dan Abdul Rauf Singkel.
·         Karangan Nuruddin al-Raniri: Syarabul Asyikin, Asranul Ariffin. Puisi: Syair Burung Pingai, Syair Perahu, Syair  Dagang, Syair Burung Pungguk, dan Syair Sidang Fakir.
6. Peranan mubaligh
a. Syeikh Ismail, Fakir Muhamad, Syarif Amir Sayyid al-Syirazi dan Tajuddin al-Asfahani di Pasai, Malaka: Syeikh Abdul Aziz , Maulana Abu Bakar, dan Maulana Yusuf.
b. Institusi awal di pondok atau pesantren. Aceh: pondok dikenali sebagai dayah.
c. Lahir tokoh seperti: Hamzah Fansuri, Abdul Rauf Singkel, Shamsuddin al-Sumaterani.
d. Jawa: Wali Songo.
7. Keistimewaan Islam.
            Mencakup bidang kehidupan antaranya: konsep Tuhan yang Maha Esa, Keadilan, hak individu dan masyarakat, kehidupan yang harmonis, menyanjung akhlak mulia, konsep kebahagian di dunia dan akhirat.  Islam menuntut manusia berfikir secara rasional dan pemikiran ini diterima.
D. Pengaruh Islam di Asia Tenggara
Sebelum masuknya Islam masyarakat AT berpegang pada amalan Hindu, Buddha dan roh nenek moyang. Selepas Islam wujud unsur-unsur baru yg diperkenalkan dan kekal hingga kini:
1. Pemerintahan.
a. Perubahan dalam sistem pemerintahan beraja. Dalam Sistem pentadbiran Islam seperti berikut:
·  Sultan (Raja): Ketua Negara dan Kerajaan.
·  Mufti: Penasihat Sultan. Ada juga jabatan qadhi, khatib, bilal, pemungut zakat, badan baitul mal, dan penjaga harta wakaf.
Dalam Hukum Kanun Malaka:
·         Raja Malaka diberi gelaran Khalifahtul Mukminin artinya pemimpin orang mukmin.
·         Perkataan itu tercatat pada wang syiling kerajaan Melayu melaka, Johor, Pahang, Kedah, trengganu dan kelantan.
·         Gelaran Zillulah fil’Alam: bayangan Allah di dalam alam.
·         Islam menjadi agama resmi dalam kerajaan Melaka, Aceh dan Brunei.
Penggunaan Konsep Khalifah Allah ialah wakil Allah di bumi. Harus menunaikan amanah dan perintah dengan adil serta menerapkan unsur Islam untuk menggantikan konsep dewa raja Hindu. Contoh Sultan yang alim :
·         Sultan al-Zahir Samudera Pasai.
·         Sultan Ali Mughayat Shah Aceh
·         Sultan Iskandar Thani Acheh.
2. Sistem Pendidikan
             Sebelum datangnya Islam, pendidikan hanya terbatas kepada golongan bangsawan saja, setelah Islam datang ajaran disebarkan melalui: Istana, Pondok, Pesantren, Madrasah, Surau.
Pusat pendidikan awal Islam: Pendidikan Pondok muncul diawal kedatangan dan peluasan Islam di AT, seperti di Pattani, Jawa dan aceh.
Peranan Institusi Pendidikan:
·         Istana: tempat ulama berbicara tentang hukum dengan sultan dan pembesar, juga menyampaikan ilmu dan nasihat sultan.
·         Surau: tempat belajar al-Quran secara tidak formal dan gurunya mengajar tidak tetap.
·         Madrasah: sistem pendidikan formal.
·         Pondok: pusat pengajian Islam terutama di Pattani dan melayu. Aceh: Dayah, Jawa: Pesantren.
·         Subjek yang diajar: Fikih, Usuludin, Tasauf, hadis dan Tafsir, bahasa pengantar: Melayu dan Arab.

3.      Bahasa dan Kesusasteraan
Pengaruh Islam dapat dikenal pasti melalui:
·      Tulisan Jawi, Angka tulisan jawi.
·      Tulisan Jawi menjadi tulisan resmi.
·      Digunakan istilah arab seperti sultan, syukur, masjid, berkat dan alam.
·      Lahir juga sasterawan seperti Tun Seri Lanang, Shamsudin al-Sumaterani dan Abdul Rauf Singkel.

4.      Cara Hidup
             Sebelum Islam datang, AT dipengaruh oleh animisme, hindu dan buddha. Sesudah Islam datang unsur-unsur keramat berangsur hilang.  
·         Cara Islam diasimilasikan: cara berpakaian Islam seperti: bertudung, bersongkok.
·         Islam menjadi agama anutan: satu cara hidup yang lengkap dan menyeluruh.
·         Sistem sosial berubah:
Ø  Tiada kelas (perbedaan taraf hidup): wujud persaudaraan Islam dan persamaan taraf.
Ø  Nilai akhlak Islam jadi panduan hidup.
Ø  Sifat tolong menolong, hormat menghormati, berkerjasama, bersatu padu dan semangat kerjasama.

5.      Kesenian
 Kesenian Islam yang tertanam:
·         Khat: pada batu nisan, bilah mata keris dan ukiran kayu.
·         Syair-syair dituliskan dengan khat arab dan berisikan ayat AlQuran.
·         Makam Naina Hisham al-Din 1420M, pengaruh seni Arab Persia.
·         Seni bangunan: Seni ukir, Seni bangunan seperti: masjid, surau, rumah dihiasi dengan kaligrafi arab. Contoh Masjid Ubudiah Kuala Kangsar, Masjid Brunei.

6.      Ekonomi.
Ø  Adanya Baitul Mal: di Aceh oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam.
Ø  Rumah Zakat dll.
3. Perkembangan Islam di Australia
Perkembangan Islam di Australia sudah merambah ke kalangan masyarakat Aborigin, suku asli Benua Kanguru itu. Makin meningkatnya jumlah orang Aborigin yang memeluk Islam menjadi fenomena tersendiri, meski sejumlah peneliti memperdebatkan perihal makin meluasnya pengaruh agama Islam dan alasan orang-orang Aborigin yang memilih memeluk Islam.
Dalam pertemuan organisasi Society for the Scientific Study of Religion di Baltimore, sejumlah peneliti dari Religioscope memaparkan kertas kerja mereka tentang pernyataan media dan komunitas muslim di Australia yang menyebutkan bahwa makin meningkatnya pemeluk Islam dikalangan masyarakat Aborigin, terutama di kalangan anak mudanya. Merupakan “kebangkitan” Islam yang melanda suku Aborigin. Namun laporan sejumlah pakar sosiologi menyebutkan, menurut sensus tahun 1996, 2001 dan 2006, makin banyak orang Aborigin yang memilih “tidak beragama” dibandingkan yang masuk Islam.
            Persentase orang Aborigin yang menyatakan beragama Islam lebih sedikit (0,22 persen) dibandingkan jumlah seluruh muslim di Australia (1,7 persen). Populasi Aborigin yang memeluk Islam juga bervariasi; mayoritas muslim Aborigin adalah kaum urban perkotaan dan kebanyakan adalah kaum lelaki.
            Namun para peneliti di Religioscope mencatat bahwa persentase kaum lelaki Aborigin yang melibatkan diri dalam Islam (58 persen) lebih besar dibandingkan keterlibatan mereka dalam agama lain.
            Gambaran ini terkait dengan sejarah Islam di Australia. Sejumlah Muslim Aborigin mengklaim mereka membangun kembali identitas sejarah mereka dengan cara masuk Islam, karena ada gelombang perkawinan campur antara pendatang Muslim dengan orang-orang Aborigin pada abad ke-19.
            Komunitas Muslim ini adalah para pedagang yang berlayar dari Pulau Celebes (sekarang Sulawesi) di Indonesia dan orang-orang Arab (ketika itu disebut “Afghan”) yang menetap di pedalaman Australia dan dijuluki “Cameleers” atau penunggang unta.
            Selain melakukan perkawinan campur, mereka juga berbagi budaya, termasuk sejumlah tradisi dalam Islam. Sensus tahun 2001 sampai 2006 menunjukkan peningkatan jumlah muslim Aborigin dari 622 menjadi 1.010 orang.
            Peneliti dari Religioscope; Helena Onnudottir, Adam Possamai (University of Western Sydney) and Bryan S.Turner (Wellesley College) dalam kertas kerja mereka juga mengungkapkan bahwa identitas kekristenan pemerintahan kolonial dan dominansi orang kulit putih atas suku Aborigin kemungkinan menjadi alasan mengapa berdasarkan hasil sensus, persentase orang Aborigin yang memeluk agama Kristen makin menurun. Agama Kristen Pantekosta, aliran Kristen yang paling berkembang di Australia, ternyata tidak mendapat tempat di kalangan masyarakat Aborigin.
            Para peneliti itu menyimpulkan, media massa berperan atas pertumbuhan komunitas Muslim Aborigin yang kini menjadi tren penting dalam perkembangan agama di Australia.

4. Perkembangan Agama Islam di China
a.Masjid dan Perkembangan Islam di Cina
            Tudingan Amerika Serikat terhadap minoritas Muslim Xinjiang dan Uighurs menyentak dunia Islam. Bagaimana tidak, umat Islam telah lama menjadi bagian dari Cina. Catatan tentang kehadiran Islam di Cina jauh lebih terekam dalam sejarah Cina dibanding sejarah Islam. Baru belakangan ada sinyalemen teror yang dilakukan Muslim minoritas di Cina.
            Islam hadir di Cina sudah sangat lama. Waktunya hanya terpaut sedikit dari masa Nabi Muhammad SAW. Menurut catatan, delegasi pertama yang datang ke Cina pada tahun ke 29 hijriah. Utusan itu dipimpin Saad bin Abi Waqash. Dia diberi mandat oleh khalifah ke-3 Utsman bin Affan mengajak kaisar Cina Yung Wei masuk Islam. Sebelumnya hubungan bangsa Arab dan Cina terjalin melalui perdagangan.
            Untuk menunjukkan kekaguman dan penghormatannya terhadap Islam, kaisar lantas mendirikan masjid pertama di Cina. Masjid Canton (Memorial Mosque) sampai saat ini masih berdiri tegak dan telah berusia 14 abad. Masjid ini adalah saksi bisu perkembangan Islam di negeri tirai bambu itu. Setelah itu, hubungan Islam dan Cina berkembang pesat hingga muncul perkampungan Muslim. Yang pertama dibangun adalah Cheng Aan. Itu berlangsung pada masa dinasti Tang. Setelah itu, ribuan Muslim dari Arab, Persia dan Asia Tengah menyerbu Cina yang berada di puncak peradaban.
            Pada tahun ke 133 Hijriah terjadi pertempuran besar yang menentukan sejarah Islam di Asia Tengah. Pasukan Muslim dipimpin Ziyad. Meski tak jelas berapa korbannya, Cina mengalami kekalahan menyedihkan dalam pertempuran kali ini. Setelah kemenangan itu, muslim mengontrol penuh hampir seluruh wilayah Asia Tengah.
            Kemenangan itu membuka pintu lebar-lebar bagi ulama Islam. Pada 138 Hijrah, Jenderal Lieu Chen melakukan pemberontakan melawan Kaisar Sehwan Tsung. Untuk menumpas pemberontakan itu kaisar memohon pertolongan Khalifah Al Mansur dari dinasti Abbasiyah. Al Mansur menyanggupi dengan mengirim 4 ribu tentaranya ke Cina. Bantuan ini membuat kaisar bisa menghadapi para pemberontak.
            Itulah mula pertama hingga tentara Turki mulai hadir di Cina. Mereka menetap dan lantas menikahi perempuan Cina. Saat ini ulama Cina berkembang baik dalam bidang ilmu agama maupun filsafat dan sosial. Bahkan tak sedikit yang ikut mewarnai filsafat Confusius.
            Namun belakangan umat Islam menghadapi banyak masalah. Kehidupan yang sangat keras dialami saat dinasti Manchu berkuasa (1644-1911 Masehi). Terjadi perseteruan paling keras di mana terjadi lima kali perang yakni Lanchu, Che Kanio, Singkiang, Uunanan dan Shansi. Muslim mengalami kekalahan dalam pertempuran, korban yang jatuh tak terhitung dan mengakibatkan menyusutnya jumlah Muslim hingga sepertiganya saja. Setelah kekalahan menyakitkan itu jumlah muslim kembali berkembang. Diperkirakan ada 60 juta umat Islam. Mereka bukan cuma mengerti teori tapi juga praktik. Mereka mengenal rukun Islam, konsep halal dan haram dan sempat memimpin peradaban di Cina.

            Umat Islam punya babak baru pada masa Mao Tse Tung (1893-1976). Negarawan besar ini juga punya hubungan khusus dengan umat Islam. Ketika dia menetapkan markasnya di Niyan, umat Islam Cina mendukungnya penuh. Bahkan sebagian muslim ikut bergabung dalam tentara merahnya meski sebagian menyembunyikan agama asli.
            Pada 1954 pemerintah menjamin kebebasan untuk melakukan shalat, upacara ritual dan budaya serta sosial sendiri. Sebagai perbandingan terhadap etnis minoritas lainnya, mereka juga diberi kebebasan terutama menjalin hubungan dengan muslim lain di dunia.
            Belakangan memang pemerintah Cina memberi perlakuan khusus bagi mereka. Caranya dengan memberikan otonomi atau provinsi khusus buat mereka. Pemerintah Cina memberi hak khusus kepada etnik minoritas. Sebagai bukti, di luar dari 22 provinsi ada lima daerah otonomi penuh yang didasarkan pada pengakuan atas hak warga minoritas bukan saja muslim tapi juga etnik lain.
            Wilayah itu adalah Zhuang di Guangxi Zhuangzu, Hui adalah wilayah muslim di Ningxia Huizu, Uygurs di Xinjiang Uygurs, Tibet di Tibet dan Mongol di wilayah khusus Mongol. Wilayah khusus lain dibedakan lantaran perjanjian dengan Inggris seperti Hongkong yang telah dikembalikan secara resmi. Saat ini, jumlah muslim di Cina diperkirakan mencapai 200 juta jiwa.
            Tentu ini bukan data resmi karena tak ada sensus khusus terhadap agama. Sebagian besar muslim Cina merupakan etnis Uygur, Kazak, Kyrgyz, Uzbek, Tatar dan Xinjiang.
b.Kental dengan Budaya
            Islam di Cina kental dengan budaya, kondisinya mirip dengan di Indonesia terutama wilayah Jawa. Desain masjid atau rumah-rumah hunian muslim Cina mengambil budaya setempat. Warna merah, kuning dan bahkan kepercayaan terhadap unsur yin dan yang juga diyakini umat Islam. Muslim Cina masih menghormati dan bahkan meyakini kepercayaan leluhur.
            Arsitektur masjid misalnya. Kubahnya dibuat model Cina. Pada pintunya terdapat tabir tipis dari plastik sebagai pencegah bala. Bagi masyarakat Cina, terlarang pintu yang menghadap ke depan. Biasanya pintu dibuat agak berliku, dan jika langsung menghadap kedepan akan ada tirai yang menghalangi.
            Sebuah perbedaan yang bisa disaksikan secara kasat mata adalah bahwa muslim tinggal berkelompok, ini memudahkan mereka mencari makanan halal. Hanya di perkampungan muslim kita bisa mendapatkan daging dan makanan halal lain. Di tempat lain makanan halal sulit ditemukan.
            Buku-buku agamapun ditulis dalam bahasa Han. Hadis, fikih, ahlak dan sejarah diterbitkan dalam bahasa lokal. Penulis seperti Ma Chu, Leo Tse dan Chang Chung (1500-1700 Masehi) adalah tokoh yang berjasa menerjemahkan teks Arab dan Persia kedalam bahasa lokal. Bahkan di antara buku-buku tersebut ada yang ajarannya bercampur dengan pengajaran filsafat Confusius.


            Penerjemahan Alquran pertama dilakukan pada abad 19. Ma Pu Shu mencoba menerjemahkan lima juz saja. Meski belum lengkap, apa yang ia kerjakan sangat berjasa bagi muslim lokal.
            Abad 20 adalah masa sukses bagi umat Islam Cina. Sejumlah ulama berusaha meneruskan langkah Ma Pu Shu. Bukan saja Alquran, penerjemahan juga dilakukan terhadap teks agama lain seperti hadis Arbain an-Nawawy. Adalah Syaikh Wang Jing Chai dan Yang Shi Chian yang berjasa melakukannya.
            Filsafat dan ilmu pengetahuan sosial lainnya adalah keuntungan yang diperoleh dari ulama Islam Cina. Tela’ah yang dilakukan Wang Dai Yu dan Liu Tsi pada masa Dinasti Ming dan Chend sangat berjasa bukan saja bagi pengembangan filsafat Islam tapi juga pemikiran filsafat C­­­­­­­hina.


BAB II: PENUTUP

A.    Kesimpulan
           Islam masuk ke Afrika Timur (Tanzania, Uganda dan Kenya) pada abad ke-8. Para arkeolog telah menemukan beberapa peninggalan Islam, antara lain koin emas, perak dan tembaga terbitan tahun 830, dan sebuah masjid tertua di Kizimkazi, tenggara Zanzibar, dibangun pada tahun 1007. Pada tahun 1332, Ibn Batuta pernah berkunjung ke Tanzania dan Zanzibar, ia menyatakan bahwa hampir sebagai besar penduduk pantai Afrika Timur adalah Muslim, dan bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa literature dan perdagangan.
           Masuknya islam ke Asia tenggara karena Asia Tenggara teletak didaerah strategis dan beberapa hal lainnya yaitu:
a.       Kedudukan Asia Tenggara di tengah perjalanan Timur Barat.
b.      Dihubungi dengan Selat Melaka dan Laut Cina Selatan.
c.       Hubungan penting Cina dan India.
d.      Mewujdkan banyak bandar spt: Srivijaya, Perlak, Pasai, Melaka, Bantam, Cheribon, Makasar, Brunei, dan Pattani.
e.       Ada hubungan dengan Mocha, Hormuz, Surat,Goa, Colombo, dan Pantai Coromadel spt Masulipatam dan Pondecherry.
Para peneliti di Religioscope mencatat bahwa persentase kaum lelaki Aborigin yang melibatkan diri dalam Islam (58 persen) lebih besar dibandingkan keterlibatan mereka dalam agama lain.
Islam hadir di Cina sudah sangat lama. Waktunya hanya terpaut sedikit dari masa Nabi Muhammad SAW. Menurut catatan, delegasi pertama yang datang ke Cina pada tahun ke 29 hijriah. Utusan itu dipimpin Saad bin Abi Waqash. Dia diberi mandat oleh khalifah ke-3 Utsman bin Affan mengajak kaisar Cina Yung Wei masuk Islam. Sebelumnya hubungan bangsa Arab dan Cina terjalin melalui perdagangan.

B.     Penutup
Demikianlah pembahasan makalah singkat dari penulis apabila disana sini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, maka kami sebagai kelompok yang menjadi petugas presentasi memohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Dosen khususnya dan kepada kawan-kawan semuanya. Semoga presentasi yang singkat ini bisa memberi kita manfaat dikemudian hari amien.





































DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar