Terjemahan dari buku Cunterbury Tales
Di
daerah Yorkshare, aku percaya, sebuah daerah yang berawa dikenal dengan
Holderness, atau itu sebuah kota? Saya tidak ingat. Bagaimanapun, disana ada
seorang biarawan yang sering berkunjung ke daerah tersebut, berkhutbah dan meminta-minta
dengan cara yang biasa. Namanya adalah biarawan John.
Pada
suatu hari dia member khutbah disebuah gereja local. Itu merupakan sebuah
cerita lama yang sama. Menyumbangkan sedekah untuk kepentingan rakyat jelata
untuk kematian. Menyumbangkan sedekah/dana agar kita bisa membangun lebih
banyak gereja dan menghormati tuhan yang maha kuasa. Jangan member uang dimana
itu akan dihambur-hamburkan dan dipersalah gunakan. Jangan dukung mereka yang
sudah hidup dalam kemewahan, terima kasih untuk tuhan, seperti para rahib dan
biarawan. “sedekahmu” dia (friar) berkata, “bisa membebaskan seluruh jiwa
rakyat, muda dan tua ari perasaan sakit ‘api penyucian’. Tidak masalah apabila
para jama’ah pada saat Misa bernyanyi dengan tergesa-gesa. Saya tidak akan
menuduh para biarawan telah sembrono dan ceroboh dalam menyampaikan khutbah
dalam sehari. Jauh dari itu, jiwa-jiwa yang lemah ini harus dibawa dari siksaan
mereka secepat mungkin. Sangat sulit bagi mereka memikul ‘pengail daging’ dan
‘sepatu lari’. Itu adalah penderitaan bagi mereka untuk dihancurkan
berkeping-keping atau dibakar atau direbus. “bisakah kamu membayangkan? Jadi
berikan uangmu kepadaku segera untuk semua penderitaan mereka”.
Ketika
biarawan selesai sedikit khtubahnya, dia mendo’akan jama’ah dan pergi. Tapi
tidak sebelum orang-orang menyerahkan koin-koin mereka. Segera setelah itu
selesai, dia pergi. Dia tidak ingin menetap/menuggu lagi. Dengan tasnya dan
stafnya, dia meliapat dalam ikat pinggangnya, dia pergi dari rumah kerumah
meminta roti atau keju atau jagung. Dia selalu mengamati melewati jendela dan
meletakkan kepalanya disekitar pintu yang terbuka. Dia punya teman juga yang
membawa daftar nama dan pulpen panjang. Dia mengatakan kepada orang-orang bahwa
ini bisa membantu/memudahkan dia untuk mencatat nama-nama orang yang telah
memberikan sedekah, jadi dia akan mendo’akan mereka nanti. “berilah kami
seporsi roti, gandum atau gandum hitam”, dia merengek. “berilah kami sepotong
kue atau keju, apapun yang kau punya kami akan mengambilnya. Kami tidak cerewet.
Satu sen atau setengah sen akan kami ambil juga. Kami suka daging, tentunya.
Apabila kamu punya sisa, tidak? Baik, jadi berikan saya baju selimut yang saya
lihat disana. Lihat, saudara perempuan yang terhormat, kami siap menulis nama
anda. Bagaimana kamu mengejanya? Apakah kamu yakin tidak mempunyai sepotong
daging babi atau daging sapi? Mereka diikuti oleh seorang pelayan yang bekerja
pada tuan tanah dihotel tempat mereka menginap, dia membawa sebuah karung.
Apapun yang orang-orang berikan kepada mereka, dia akan memasukkannya kedalam
karung dibelakangnya.
Saat
biarawan meninggalkan tetangganya, bagaimanapun. Dia mengeluarkan daftar nama
dan menghapus nama-nama yang baru saja ditulis. Itu semua adalah tipu daya,
sebuah perbuatan dari perannya.
“ini
semua adalah dusta!” biarawan sangat marah.
“damai”
Harry Bailey menengahi. “demi kasih sayang tuhan teruskan ceritamu tuan
Summoner/yang menegur. Lanjutkan sampai habis, jangan sampai ada yang
tertinggal”.
“itulah
yang kumaksud” Summoner membalas. “kamu bisa yakin untuk itu”.
Kemudian
biarawan John pergi dari rumah ke rumah, sampai ia dating kesebuah rumah yang
dimana dia sudah biasa bertamu. Dia yakin akan mendapatkan sesuatu disini. Tapi
seorang laki-laki yang baik yang tinggal disitu sedang sakit. Dia terbaring
diatas dipan, dan jarang bangun. “Tuhan akan bersamamu” kata biarawan. “hari
yang baik untukmu Thomas, dan semoga tuhan memberimu pahala sahabatku. Saya
sangat baik/nyaman dimeja ini. Saya menikmati banyak makanan, bukankah?” Dia
mendorong kucing dari kursi favoritnya – menaruh tongkatnya, tasnya, dan
topinya, kemudian duduk dimeja dengan senyuman diwajahnya. Dia sendiri.
Temannya sudah pergi ke kota dengan pelayan untuk memesan kamar dihotel untuk nanti malam.
“oh
tuanku yang terhormat” kata orang sakit. “bagaimana keadaanmu selama satu atau
dua minggu ini? Saya tidak pernah melihatmu”.
“Tuhan
tahu, Thomas. Saya mengerjakan pekerjaan berat, saya bekerja untuk
keselamatanmu. Kamu tidak akan percaya seberapa banyak orang yang sudah saya
panjatkan do’a untukmu dan temanku yang lain kepada Yesus. Saya baru saja datang
dari jama’ah gereja, seperti biasa, dimana saya memberikan khutbah selama Misa.
Itu adalah sesuatu yang rendah, tapi itulah pekerjaanku. Itu tidak seluruhnya
berdasarkan dari kitab Injil, tentunya, karena saya lebih suka menafsirkan dan
menerjemahkan dengan caraku sendiri. Kitab Injil sangat susah untuk dipahami,
jadi menafsirkan adalah alternative yang bagus. Apakah kamu tahu ungkapan yang
kami para biarawan pakai? Tulisan Pembunuh. Saya hanya mengatakan kepada
jama’ah untuk bermurah hati, dan memberi uang mereka untuk maksud yang baik.
Saya melihat istrimu disana (gereja), omong-omong, dimana dia sekarang?.
“dia
dihalaman belakang, saya piker dia akan kesini sebentar lagi”.
Dan
kemudian istri yang baik melangkah masuk, “selamat datang biarawan suci”, kata
dia. “atas nama John yang suci, apakah kamu baik-baik saja?”
Biarawan
beranjak bangun diatas kakinya dengan sopan, menaruh lengannya disekelilingnya
dengan erat dan mencium bibirnya. Dia bersiul seperti burung pipit. “tidak
pernah aku merasakan sebaik ini dalam hidupku, wanita yang baik. Aku adalah
milikmu untuk diperintah dalam segala apapun. Saya melihatmu digereja hari ini,
kamu tahu. Saya tidak pernah melihat istri yang lebih cantik, tuhan adalah
saksiku”.
“aduh,
saya punya banyak kesalahan, biarawan yang baik. Saya wanita yang lemah, tapi
terima kasih dan selamat datang”.
“kamu
selalu baik hati padaku, jawab dia(friar). Tapi bisakah aku meminta maf padamu
terlebih dahulu? Saya akan berbicara tentang sesuatu rahasia dengan suamimu.
Apakah kamu bisa meninggalkan kami sebentar?
Pendeta
para jama’ah ini lalai dalam tugas mereka, terutama mereka yang menerima
pengakuan dosa dan pengampunan. Saya seorang pendeta, seperti yang kamu
ketahui. Berkhutbah adalah profesiku. Saya mengenal dengan baik kata-kata dari
Peter dan Paul. Seperti mereka, saya mengambil jiwa manusia. Saya membawa
Christ Jesus haknya. Saya menyebarkan pesannya keluar negeri kepada dunia.
“baik
Scold Thomas, tuanku yang baik. Dia berhak mendapatkannya. Dia marah bagaikan
semut merah, walapun begitu dia punya segalanya. Dia mungkin mau, walaupun saya
melindunginya pada malam hari dan menghangatkannya – walaupun saya beri dia
tempat tidur yang baik, dia masih merintih seperti babi tua didalam kandang
kami. Aku tidak dapat menikmatinya sama sekali, tidak ada kesenangan
didalamnya.
“Oh
Thomas, Thomas” kata biarawan John. “dengarkan aku. Ini harus berkembang. Ini
adalah pekerjaan setan. Tuhan melarang kemarahan sebagai dosa. Aku ingin
mengatakan sesuatu kepadamu tentang ini”.
“wahai
wanita yang baik, kemauanku sangat sederhana. Hanya rasa hati ayam, barangkali,
dan beberapa roti lembut. Dan kemudian mungkin kepala babi? Aku tidak mau kamu
membunuh babi untuk keperluanku, tentunya. itu akan berdosa. Tapi kepala babi
cocok untukku. Aku orang yang sedikit nafsu makan, seperti yang kamu tahu. Aku
diberi makan oleh Bibel. Aku dulu menggunakan aib dan penebusan dosa yang nafsu
makanku semuanya dihancurkan”. Dia mengangkat matanya/pandangannya kesurga.
“jangan terganggu denganku, istri yang baik. Aku percaya kepadamu. Aku membuka
jiwaku untukmu. Sangat sedikit orang yang bisa kupercaya sekarang ini”.
“ada
satu hal lagi yang harus kukatakan padamu” dia membalas. “anak kecilku sudah
meninggal dua minggu yang lalu, setelah kamu meninggalkan kota”.
“aku
tahu itu! Aku melihat kematiannya dalam daya lihat! Aku sedang berbaring
didalam asramaku, ketika aku melihatnya sebelum aku. Itu mungkin kurang dari
satu jam setelah kematiannya. Aku melihatnya sedang dalam perjalanan kesurga,
jadi bantulah aku tuhan! Sacristan kami dan infirmarian kami melihatnya juga,
dan mereka sudah menjadi biarawan suci selama 50 tahun atau lebih. Mereka akan
mencapai masa tua ketika mereka mungkin berjalan didunia sendiri, tuhan
memberkati mereka. Ketika aku melihat anakmu dalam kesenangan, aku bangun dari
tempat tidurku. Air mata masih turun dipipiku. Raja. Mataku masih meneteskan
air mata. Seluruh biarawati kami keluar bersamaku, tidak ada lonceng dan
keributan sama sekali, kami pergi ke kapel dimana kami menyanyikan lagu Te Deum. Kemudian aku berdoa kepada
Christ, berterima kasih kepadanya untuk wahyu yang dia berikan kepadaku.
Percayalah padaku, istri dan suami yang baik, ketika aku memberi tahumu bahwa
pendo’a dari biarawan benar-benar berdo’a. kami mengetahui lebih banyak tentang
ajaran Christ dari pada orang awam, termasuk raja. Kami hidup dalam kemiskinan
dan pemantangan hawa nafsu. Kamu hidup dalam jalan kemewahan dan pemborosan. Kamu
suka daging dan minuman dan semua godaan daging. Kami biarawan, atas urusan
lain, mempersiapkan dunia dalam kehinaan”.
Si
istri sekarang meninggalkan kamar, untuk mempersiapkan kepala babi untuk
tamunya.
“apakah
kamu tahu perbedaan, Thomas”, dia melanjutkan dalam nada yang sama, “diantara Lazar
orang miskin dan Dives orang kaya? Salah satu dari mereka akan berakhir dengan
buruk. Yang mana menurut kamu akan berakhir dengan buruk? Mereka yang
berkeinginan untuk berdo’a harus berpuasa dan tetap miskin; mereka harus
mengekang tubuh dan memperhatikan jiwa. Kami mengikuti ajaran rasul. Kami puas
dengan makanan sisa dan sisa kain. Jadi penebusan dosa dan pantangan hawa nafsu
kami memberi sayap-sayap kepada pendo’a. mereka terbang lurus menuju Christ
didalam surga.
“kamu
ingat, Thomas, bahwa Musa berpuasa selama 40 hari dan 40 malam sebelum dia
diizinkan berbicara dengan Tuhan dipuncak gunung Sinai? Hanya setelah dia
meniadakan dalam dirinya makanan untuk waktu itu dia dizinkan untuk menerima
sepuluh firman tuhan, ditulis dengan jari-jari api Jehovah. Dan apakah kamu
ingat Elijah digunung Horeb? Nabi berpuasa juga, menghabiskan harinya dalam
perenungan sebelum tuhan menganggap itu benar untuk berbicara dengannya. Aaron
dan pendeta lainnya tidak akan pernah berani untuk mendekati tempat dupa/api
tanpa mengenai daging mereka. Mereka
hanya berdo’a setelah mereka berpantang dari minum. Bagaimana mereka bisa minum
ditempat yang suci? Itu tidak bisa dipikirkan. Tuhan sudah menunda kematian
mereka. Ingat dengan apa yang aku katakan, Thomas. Pendeta yang berdo’a untuk
keselamatan dan kesembuhanmu harus seadanya atau lainnya….baik, aku akan
mengatakan tidak ada lagi. Kamu menangkap ??????.
Savior
punya kami, sebagai Perjanjian Baru memberi tahu kami, memberi kami beberapa
contoh dari berpuasa dan berdoa. Itulah mengapa biarawan sederhana sepertiku
kawin untuk kemiskinan dan pembujangan. Kami memimpin kehidupan amal, belas
kasihan dan kemurnian. Saya selalu menangis. Ya aku. Tentunya, suatu waktu kami
menyiksa kesucian kami. Itu adalah dunia untukmu. Meskipun aku memberi tahu
kamu ini. Pendo’a kami dapat diterima oleh tuhan. Mereka mengangkat lebih
tinggi dari pada kamu dan semacam kamu, siapa yang bisa berpikir dari hawa
nafsumu. Adam dan Eve telah diusir dari Taman Surga karena dosa kerakusan.
Apakah itu bukan? Itu bukan untuk pelepasan nafsu birahi. Aku tahu banyak itu.
“Thomas,
dengarkan aku, aku memohon kepadamu. Aku tidak punya kata yang pasti tentang ku
saat itu, tapi aku tahu intisari dari itu. Ini adalah kata-kata manis dari tuan
Jesus, ketika dia berbicara tentang kami biarawan. “diberkati” katanya. “mereka
jiwa yang malang”. Itulah aku! Semua ajaran berbunyi tentang pujian. Kebersihan
adalah hal yang mulia. Mata jarum. Itu macam sesuatu. Apakah kamu berpikir
mereka menunjuk kami atau kamu yang bergelimang dalam kepemilikanmu? Aku
kasihan kepada mereka yang berada dalam pembebasan untuk kerakusan. Aku
meludahi siapa yang kecanduan akan nafsu birahi. Aku menyangkal mereka, Thomas.
Aku meninggalkan mereka. Mereka tidak lebih bagus dari orang bid’ah Jovinian.
Dia gendut seperti paus. Dia mergoyang-goyang seperti angsa. Dia seperti penuh
dengan minuman bir dalam botol dalam rumah bir. Bagaimana orang seperti itu
berdo’a? ketika mereka berdo’a, dia malah berserdawa. Apakah kamu tahu bahwa
Kitab David ketika dia berkata bahwa hatinya mempersoalkan masalah besar? Semua
masalah mereka adalah gas.
“tidak.
Kami satu-satunya dengan kerendahan hati mengikuti jalan dan contoh dari Jesus.
Kami lembut hati. Kami lemah. Kami suci. Kami rendah hati, Thomas, pernah
sangat pelan. Kami tidak hanya mendengar kepada perkataan tuhan. Kami
melakukannya. Hanya seperti rajawali yang terbang keatas gunung menuju
cakrawala, jadi do’a dan permohonan kami sampai kepintu surga. Kami
bercita-cita, Thomas. Selama aku hidup dan bernafas, Thomas, kamu tidak akan terlupakan
minimal kamu sebagai saudara kami. Aku bersumpah atas nama semua orang suci.
Kami para biarawan berdo’a untukmu malam dan siang, meminta kepada Christ untuk mengambil rasa sakitmu dan
mengembalikan tubuh lemahmu kepada kesehatan”.
“tuhan
tolong aku”, orang lemah membalas. “aku tidak merasakan manfaat. Beberapa tahun
terakhir aku sudah menghabiskan banyak uang (ponds) dalam berbagai perintah
dari para biarawan. Apa kebaikan yang datang padaku? Tidak ada. Aku telah
mengeluarkan habis uangku, dan sekarang mungkin aku bisa mengatakan selamat
tinggal untuk istirahat”.
“oh
Thomas, Thomas, cucilah mulutmu. Bagaimana kamu bisa berbicara seperti itu?
Omong kosong apa semua ini tentang “berbagai perintah” biarawan? Apa maksud
“berbagai perintah” spesialis ketika kamu melihat sebelum kamu seorang dokter
yang sempurna? Pikiranmu yang berubah-ubah bisa menghancurkanmu. Camkan
kata-kata saya. Apakah kamu benar-benar percaya kepada para jamaahku dan mereka
saudaraku yang suci, apakah tidak cukup untukmu? Itu sangat lucu. Apabila tidak
ada apapun, kamu juga memberikan kepada kami sangat sedikit. Berilah seorang
biarawati setengah karung gandum. Berilah biarawati yang lain 24 pence. Berilah
kepada biarawan ini 1 sen dolar dan biarkan dia pergi. Berilah biarawan
itu-baik, kamu dapat ide. No, no, Thomas, itu tidak betul. Itu tidak pantas.
Apalah harga ¼ penny apabila dibagi menjadi 12? Sesuatu yang ikhlas dan
sempurna lebih kuat dari pada sesuatu yang dibagi dan berserak. Itu adalah
sebuah akal sehat. Aku tidak merayu akan merayu kamu, Thomas. Itu bukan caraku.
Kamu mau mendapatkan para jema’ah kami untuk sia-sia. Apakah tidak demikian?
Tapi tuhan sendiri, raja semesta yang agung, biarawan menengadahkan matanya
kelangit-langit, dia mengumumkan bahwa pekerja yang berjasa untuk sewaannya.
Aku tidak tertarik dengan uangmu. Untuk bagianku, aku tidak akan menyentuhnya.
Tapi kenyataannya adalah semua biarawan berdo’a untukmu. Dan kami juga
membutuhkan dana untuk gereja yang baru. Aku teringat dengan kehidupan Saint
Thomas di India. Orang yang terberkati itu membangun banyak gereja yang mana
sangat disenangi oleh tuhan. Oh Thomas, Thomas. Kamu berbaring disini dimakan
kemarahan dan ketidaksabaran. Setan telah mengobarkan kemarahanmu. (hal 197
baris 13 dari bawah)
(^&%^$^%#%*^&)**&_(*)(*(&*^&%$#
(hal
201)
Biarawan
john sangat terkejut dan melompat-lompat. “kamu anak haram!” dia berteriak.
“kamu telah melakukan tujuanmu, bukankah? Tuhan telah menolongmu! Kamu akan
menanggung untuk hinaan itu, aku berjanji padamu! Kamu tunggu saja!
Pelayan
rumah mendengar keramaian itu, dia berjalan cepat kekamar dan mengejar biarawan
keluar. Lalu dia pergi dengan wajah marah, dan pergi mencari kawan yang selalu
mengikutinya. Dia terlihat seperti babi yang terluka; dia menggigit giginya
atau, kadang-kadang, gigi taring dia. Lalu dia duduk dirumah milik bangsawan
yang dimana hidup seoarang lelaki yang terhormat yang dia kadang-kadang dia
memberi pengakuan. Ini orang yang berjasa, secara alami, tuan yang terhormat.
Dia duduk untuk makan malam, diruangannya, ketika biarawan mendekatinya dengan
rasa marah/gusar. Biarawan sangat marah dia tidak bisa mengeluarkan katanya.
Lalu diakhir dia mengatur/berkata, “tuhan bersamamu”.
Raja
melihatnya dan menyambutnya. “biarawan John”, dia berkata. “apa yang terjadi
denganmu? Aku melihat sesuatu sedang terjadi. Kamu terlihat seperti kayu bakar
yang penuh dengan pencuri. Duduklah. Katakan kepadaku tentang itu. Apabila aku
bisa membantumu, aku akan”.
“aku
telah dihina”, biarawan menjawab. “dihina didalam desamu. Tidak ada yang lemah,
sangat lamban, dianggap hina, yang sudah direndahkan dengan perlakuan yang
sudah aku terima. Disini. Baru saja. Tentu saja aku tidak mengkomplain atas
laporanku. Aku hanya biarawan semata. Aku mengingat kegoblokan ini – bangsat
ini – pelawak tua yang berambut putih – menghina biarawanku”.
“sekarang
tuan biarawan –“
“tidak,
pak, tidak tuan. Tidak pernah master. Aku hanya pelayan. Aku tahu aku telah
menjadi tuan dewa. Tapi aku tidak pernah menggunakan gelar. Itu tidak rendah
hati. Itu tidak pantas, disini atau dimana yang lain”.
“Itu
terserah kamu. Tapi mohon beri tahu aku apa yang terjadi”.
“pak,
perintahku dan diriku sendiri memberi rasa malu yang salah. Itu sangat
mengerikan untuk direnungkan. Seluruh gereja suci – itu semua adalah gelar Paus
untuk pendeta – sudah dihina. Tuhan membantu kita semua”.
“aku
yakin”, raja bangsawan berkata. “kamu tahu cara yang terbaik untuk diteruskan.
Jangan katakana tentang itu. Kamu adalah penerima pengakuanku, setelah itu
semua. Kamu adalah orang terkemuka. Kamu harus tenang demi kepentingan tuhan.
Dan beritahu aku apa yang terjadi”. (paragraph 4)
%^&$%#$#@#$%$^(*&^)&(_)
(hal
203)
Jack,
pengawal tuan rumah yang muda, berdiri disamping meja dan mengukir daging
panggang. Tentu dia mendengar segala
sesuatu. “pak”, dia berkata. “tolong jangan marah kepadaku. Apabila kamu
memberikan aku kain untuk membuat oakaian wanita – sebagai imbalan, apabila
kamu suka - aku pikir aku akan member
solusi kepada biarawan terhadap teka-teki ini. Aku pikir aku akan menjelaskan
kepadanya bagaimana membagi kentut laki-laki ini kepada seluruh biarawannya”.
“apabila
kamu memberi jawaban kepada kami”, tuan tanah yang bangsawan menjawab. “kamu
bisa mendapat kainmu. Tuhan tahu dengan kerja kerasmu itu”.
“tuanku”,
pengawal menjawab, “pilihlah hari yang dimana cuacanya sejuk dan baik, yang
dimana tidak berangin atau angin sepoi-sepoi untuk mencemari udara. Kemudian
menggunakan roda gerobak dengan jari-jari biasanya membawa keruangan disini.
Itu harus menjadi gerobak yang sempurna”.
“ya,
dan seterusnya?”.
to be continued.... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar