Kamis, 19 April 2012

The Summoner's Tale for Literature Subject

 Terjemahan dari buku Cunterbury Tales
Di daerah Yorkshare, aku percaya, sebuah daerah yang berawa dikenal dengan Holderness, atau itu sebuah kota? Saya tidak ingat. Bagaimanapun, disana ada seorang biarawan yang sering berkunjung ke daerah tersebut, berkhutbah dan meminta-minta dengan cara yang biasa. Namanya adalah biarawan John.
Pada suatu hari dia member khutbah disebuah gereja local. Itu merupakan sebuah cerita lama yang sama. Menyumbangkan sedekah untuk kepentingan rakyat jelata untuk kematian. Menyumbangkan sedekah/dana agar kita bisa membangun lebih banyak gereja dan menghormati tuhan yang maha kuasa. Jangan member uang dimana itu akan dihambur-hamburkan dan dipersalah gunakan. Jangan dukung mereka yang sudah hidup dalam kemewahan, terima kasih untuk tuhan, seperti para rahib dan biarawan. “sedekahmu” dia (friar) berkata, “bisa membebaskan seluruh jiwa rakyat, muda dan tua ari perasaan sakit ‘api penyucian’. Tidak masalah apabila para jama’ah pada saat Misa bernyanyi dengan tergesa-gesa. Saya tidak akan menuduh para biarawan telah sembrono dan ceroboh dalam menyampaikan khutbah dalam sehari. Jauh dari itu, jiwa-jiwa yang lemah ini harus dibawa dari siksaan mereka secepat mungkin. Sangat sulit bagi mereka memikul ‘pengail daging’ dan ‘sepatu lari’. Itu adalah penderitaan bagi mereka untuk dihancurkan berkeping-keping atau dibakar atau direbus. “bisakah kamu membayangkan? Jadi berikan uangmu kepadaku segera untuk semua penderitaan mereka”.
Ketika biarawan selesai sedikit khtubahnya, dia mendo’akan jama’ah dan pergi. Tapi tidak sebelum orang-orang menyerahkan koin-koin mereka. Segera setelah itu selesai, dia pergi. Dia tidak ingin menetap/menuggu lagi. Dengan tasnya dan stafnya, dia meliapat dalam ikat pinggangnya, dia pergi dari rumah kerumah meminta roti atau keju atau jagung. Dia selalu mengamati melewati jendela dan meletakkan kepalanya disekitar pintu yang terbuka. Dia punya teman juga yang membawa daftar nama dan pulpen panjang. Dia mengatakan kepada orang-orang bahwa ini bisa membantu/memudahkan dia untuk mencatat nama-nama orang yang telah memberikan sedekah, jadi dia akan mendo’akan mereka nanti. “berilah kami seporsi roti, gandum atau gandum hitam”, dia merengek. “berilah kami sepotong kue atau keju, apapun yang kau punya kami akan mengambilnya. Kami tidak cerewet. Satu sen atau setengah sen akan kami ambil juga. Kami suka daging, tentunya. Apabila kamu punya sisa, tidak? Baik, jadi berikan saya baju selimut yang saya lihat disana. Lihat, saudara perempuan yang terhormat, kami siap menulis nama anda. Bagaimana kamu mengejanya? Apakah kamu yakin tidak mempunyai sepotong daging babi atau daging sapi? Mereka diikuti oleh seorang pelayan yang bekerja pada tuan tanah dihotel tempat mereka menginap, dia membawa sebuah karung. Apapun yang orang-orang berikan kepada mereka, dia akan memasukkannya kedalam karung dibelakangnya.
Saat biarawan meninggalkan tetangganya, bagaimanapun. Dia mengeluarkan daftar nama dan menghapus nama-nama yang baru saja ditulis. Itu semua adalah tipu daya, sebuah perbuatan dari perannya.
“ini semua adalah dusta!” biarawan sangat marah.
“damai” Harry Bailey menengahi. “demi kasih sayang tuhan teruskan ceritamu tuan Summoner/yang menegur. Lanjutkan sampai habis, jangan sampai ada yang tertinggal”.
“itulah yang kumaksud” Summoner membalas. “kamu bisa yakin untuk itu”.
Kemudian biarawan John pergi dari rumah ke rumah, sampai ia dating kesebuah rumah yang dimana dia sudah biasa bertamu. Dia yakin akan mendapatkan sesuatu disini. Tapi seorang laki-laki yang baik yang tinggal disitu sedang sakit. Dia terbaring diatas dipan, dan jarang bangun. “Tuhan akan bersamamu” kata biarawan. “hari yang baik untukmu Thomas, dan semoga tuhan memberimu pahala sahabatku. Saya sangat baik/nyaman dimeja ini. Saya menikmati banyak makanan, bukankah?” Dia mendorong kucing dari kursi favoritnya – menaruh tongkatnya, tasnya, dan topinya, kemudian duduk dimeja dengan senyuman diwajahnya. Dia sendiri. Temannya sudah pergi ke kota dengan pelayan untuk memesan kamar dihotel  untuk nanti malam.
“oh tuanku yang terhormat” kata orang sakit. “bagaimana keadaanmu selama satu atau dua minggu ini? Saya tidak pernah melihatmu”.
“Tuhan tahu, Thomas. Saya mengerjakan pekerjaan berat, saya bekerja untuk keselamatanmu. Kamu tidak akan percaya seberapa banyak orang yang sudah saya panjatkan do’a untukmu dan temanku yang lain kepada Yesus. Saya baru saja datang dari jama’ah gereja, seperti biasa, dimana saya memberikan khutbah selama Misa. Itu adalah sesuatu yang rendah, tapi itulah pekerjaanku. Itu tidak seluruhnya berdasarkan dari kitab Injil, tentunya, karena saya lebih suka menafsirkan dan menerjemahkan dengan caraku sendiri. Kitab Injil sangat susah untuk dipahami, jadi menafsirkan adalah alternative yang bagus. Apakah kamu tahu ungkapan yang kami para biarawan pakai? Tulisan Pembunuh. Saya hanya mengatakan kepada jama’ah untuk bermurah hati, dan memberi uang mereka untuk maksud yang baik. Saya melihat istrimu disana (gereja), omong-omong, dimana dia sekarang?.
“dia dihalaman belakang, saya piker dia akan kesini sebentar lagi”.
Dan kemudian istri yang baik melangkah masuk, “selamat datang biarawan suci”, kata dia. “atas nama John yang suci, apakah kamu baik-baik saja?”
Biarawan beranjak bangun diatas kakinya dengan sopan, menaruh lengannya disekelilingnya dengan erat dan mencium bibirnya. Dia bersiul seperti burung pipit. “tidak pernah aku merasakan sebaik ini dalam hidupku, wanita yang baik. Aku adalah milikmu untuk diperintah dalam segala apapun. Saya melihatmu digereja hari ini, kamu tahu. Saya tidak pernah melihat istri yang lebih cantik, tuhan adalah saksiku”.
“aduh, saya punya banyak kesalahan, biarawan yang baik. Saya wanita yang lemah, tapi terima kasih dan selamat datang”.
“kamu selalu baik hati padaku, jawab dia(friar). Tapi bisakah aku meminta maf padamu terlebih dahulu? Saya akan berbicara tentang sesuatu rahasia dengan suamimu. Apakah kamu bisa meninggalkan kami sebentar?
Pendeta para jama’ah ini lalai dalam tugas mereka, terutama mereka yang menerima pengakuan dosa dan pengampunan. Saya seorang pendeta, seperti yang kamu ketahui. Berkhutbah adalah profesiku. Saya mengenal dengan baik kata-kata dari Peter dan Paul. Seperti mereka, saya mengambil jiwa manusia. Saya membawa Christ Jesus haknya. Saya menyebarkan pesannya keluar negeri kepada dunia.
“baik Scold Thomas, tuanku yang baik. Dia berhak mendapatkannya. Dia marah bagaikan semut merah, walapun begitu dia punya segalanya. Dia mungkin mau, walaupun saya melindunginya pada malam hari dan menghangatkannya – walaupun saya beri dia tempat tidur yang baik, dia masih merintih seperti babi tua didalam kandang kami. Aku tidak dapat menikmatinya sama sekali, tidak ada kesenangan didalamnya.
“Oh Thomas, Thomas” kata biarawan John. “dengarkan aku. Ini harus berkembang. Ini adalah pekerjaan setan. Tuhan melarang kemarahan sebagai dosa. Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu tentang ini”.
“wahai wanita yang baik, kemauanku sangat sederhana. Hanya rasa hati ayam, barangkali, dan beberapa roti lembut. Dan kemudian mungkin kepala babi? Aku tidak mau kamu membunuh babi untuk keperluanku, tentunya. itu akan berdosa. Tapi kepala babi cocok untukku. Aku orang yang sedikit nafsu makan, seperti yang kamu tahu. Aku diberi makan oleh Bibel. Aku dulu menggunakan aib dan penebusan dosa yang nafsu makanku semuanya dihancurkan”. Dia mengangkat matanya/pandangannya kesurga. “jangan terganggu denganku, istri yang baik. Aku percaya kepadamu. Aku membuka jiwaku untukmu. Sangat sedikit orang yang bisa kupercaya sekarang ini”.
“ada satu hal lagi yang harus kukatakan padamu” dia membalas. “anak kecilku sudah meninggal dua minggu yang lalu, setelah kamu meninggalkan kota”.
“aku tahu itu! Aku melihat kematiannya dalam daya lihat! Aku sedang berbaring didalam asramaku, ketika aku melihatnya sebelum aku. Itu mungkin kurang dari satu jam setelah kematiannya. Aku melihatnya sedang dalam perjalanan kesurga, jadi bantulah aku tuhan! Sacristan kami dan infirmarian kami melihatnya juga, dan mereka sudah menjadi biarawan suci selama 50 tahun atau lebih. Mereka akan mencapai masa tua ketika mereka mungkin berjalan didunia sendiri, tuhan memberkati mereka. Ketika aku melihat anakmu dalam kesenangan, aku bangun dari tempat tidurku. Air mata masih turun dipipiku. Raja. Mataku masih meneteskan air mata. Seluruh biarawati kami keluar bersamaku, tidak ada lonceng dan keributan sama sekali, kami pergi ke kapel dimana kami menyanyikan lagu Te Deum. Kemudian aku berdoa kepada Christ, berterima kasih kepadanya untuk wahyu yang dia berikan kepadaku. Percayalah padaku, istri dan suami yang baik, ketika aku memberi tahumu bahwa pendo’a dari biarawan benar-benar berdo’a. kami mengetahui lebih banyak tentang ajaran Christ dari pada orang awam, termasuk raja. Kami hidup dalam kemiskinan dan pemantangan hawa nafsu. Kamu hidup dalam jalan kemewahan dan pemborosan. Kamu suka daging dan minuman dan semua godaan daging. Kami biarawan, atas urusan lain, mempersiapkan dunia dalam kehinaan”.
Si istri sekarang meninggalkan kamar, untuk mempersiapkan kepala babi untuk tamunya.
“apakah kamu tahu perbedaan, Thomas”, dia melanjutkan dalam nada yang sama, “diantara Lazar orang miskin dan Dives orang kaya? Salah satu dari mereka akan berakhir dengan buruk. Yang mana menurut kamu akan berakhir dengan buruk? Mereka yang berkeinginan untuk berdo’a harus berpuasa dan tetap miskin; mereka harus mengekang tubuh dan memperhatikan jiwa. Kami mengikuti ajaran rasul. Kami puas dengan makanan sisa dan sisa kain. Jadi penebusan dosa dan pantangan hawa nafsu kami memberi sayap-sayap kepada pendo’a. mereka terbang lurus menuju Christ didalam surga.
“kamu ingat, Thomas, bahwa Musa berpuasa selama 40 hari dan 40 malam sebelum dia diizinkan berbicara dengan Tuhan dipuncak gunung Sinai? Hanya setelah dia meniadakan dalam dirinya makanan untuk waktu itu dia dizinkan untuk menerima sepuluh firman tuhan, ditulis dengan jari-jari api Jehovah. Dan apakah kamu ingat Elijah digunung Horeb? Nabi berpuasa juga, menghabiskan harinya dalam perenungan sebelum tuhan menganggap itu benar untuk berbicara dengannya. Aaron dan pendeta lainnya tidak akan pernah berani untuk mendekati tempat dupa/api tanpa mengenai daging mereka.  Mereka hanya berdo’a setelah mereka berpantang dari minum. Bagaimana mereka bisa minum ditempat yang suci? Itu tidak bisa dipikirkan. Tuhan sudah menunda kematian mereka. Ingat dengan apa yang aku katakan, Thomas. Pendeta yang berdo’a untuk keselamatan dan kesembuhanmu harus seadanya atau lainnya….baik, aku akan mengatakan tidak ada lagi. Kamu menangkap ??????.
Savior punya kami, sebagai Perjanjian Baru memberi tahu kami, memberi kami beberapa contoh dari berpuasa dan berdoa. Itulah mengapa biarawan sederhana sepertiku kawin untuk kemiskinan dan pembujangan. Kami memimpin kehidupan amal, belas kasihan dan kemurnian. Saya selalu menangis. Ya aku. Tentunya, suatu waktu kami menyiksa kesucian kami. Itu adalah dunia untukmu. Meskipun aku memberi tahu kamu ini. Pendo’a kami dapat diterima oleh tuhan. Mereka mengangkat lebih tinggi dari pada kamu dan semacam kamu, siapa yang bisa berpikir dari hawa nafsumu. Adam dan Eve telah diusir dari Taman Surga karena dosa kerakusan. Apakah itu bukan? Itu bukan untuk pelepasan nafsu birahi. Aku tahu banyak itu.
“Thomas, dengarkan aku, aku memohon kepadamu. Aku tidak punya kata yang pasti tentang ku saat itu, tapi aku tahu intisari dari itu. Ini adalah kata-kata manis dari tuan Jesus, ketika dia berbicara tentang kami biarawan. “diberkati” katanya. “mereka jiwa yang malang”. Itulah aku! Semua ajaran berbunyi tentang pujian. Kebersihan adalah hal yang mulia. Mata jarum. Itu macam sesuatu. Apakah kamu berpikir mereka menunjuk kami atau kamu yang bergelimang dalam kepemilikanmu? Aku kasihan kepada mereka yang berada dalam pembebasan untuk kerakusan. Aku meludahi siapa yang kecanduan akan nafsu birahi. Aku menyangkal mereka, Thomas. Aku meninggalkan mereka. Mereka tidak lebih bagus dari orang bid’ah Jovinian. Dia gendut seperti paus. Dia mergoyang-goyang seperti angsa. Dia seperti penuh dengan minuman bir dalam botol dalam rumah bir. Bagaimana orang seperti itu berdo’a? ketika mereka berdo’a, dia malah berserdawa. Apakah kamu tahu bahwa Kitab David ketika dia berkata bahwa hatinya mempersoalkan masalah besar? Semua masalah mereka adalah gas.
“tidak. Kami satu-satunya dengan kerendahan hati mengikuti jalan dan contoh dari Jesus. Kami lembut hati. Kami lemah. Kami suci. Kami rendah hati, Thomas, pernah sangat pelan. Kami tidak hanya mendengar kepada perkataan tuhan. Kami melakukannya. Hanya seperti rajawali yang terbang keatas gunung menuju cakrawala, jadi do’a dan permohonan kami sampai kepintu surga. Kami bercita-cita, Thomas. Selama aku hidup dan bernafas, Thomas, kamu tidak akan terlupakan minimal kamu sebagai saudara kami. Aku bersumpah atas nama semua orang suci. Kami para biarawan berdo’a untukmu malam dan siang, meminta kepada Christ  untuk mengambil rasa sakitmu dan mengembalikan tubuh lemahmu kepada kesehatan”.
“tuhan tolong aku”, orang lemah membalas. “aku tidak merasakan manfaat. Beberapa tahun terakhir aku sudah menghabiskan banyak uang (ponds) dalam berbagai perintah dari para biarawan. Apa kebaikan yang datang padaku? Tidak ada. Aku telah mengeluarkan habis uangku, dan sekarang mungkin aku bisa mengatakan selamat tinggal untuk istirahat”.
“oh Thomas, Thomas, cucilah mulutmu. Bagaimana kamu bisa berbicara seperti itu? Omong kosong apa semua ini tentang “berbagai perintah” biarawan? Apa maksud “berbagai perintah” spesialis ketika kamu melihat sebelum kamu seorang dokter yang sempurna? Pikiranmu yang berubah-ubah bisa menghancurkanmu. Camkan kata-kata saya. Apakah kamu benar-benar percaya kepada para jamaahku dan mereka saudaraku yang suci, apakah tidak cukup untukmu? Itu sangat lucu. Apabila tidak ada apapun, kamu juga memberikan kepada kami sangat sedikit. Berilah seorang biarawati setengah karung gandum. Berilah biarawati yang lain 24 pence. Berilah kepada biarawan ini 1 sen dolar dan biarkan dia pergi. Berilah biarawan itu-baik, kamu dapat ide. No, no, Thomas, itu tidak betul. Itu tidak pantas. Apalah harga ¼ penny apabila dibagi menjadi 12? Sesuatu yang ikhlas dan sempurna lebih kuat dari pada sesuatu yang dibagi dan berserak. Itu adalah sebuah akal sehat. Aku tidak merayu akan merayu kamu, Thomas. Itu bukan caraku. Kamu mau mendapatkan para jema’ah kami untuk sia-sia. Apakah tidak demikian? Tapi tuhan sendiri, raja semesta yang agung, biarawan menengadahkan matanya kelangit-langit, dia mengumumkan bahwa pekerja yang berjasa untuk sewaannya. Aku tidak tertarik dengan uangmu. Untuk bagianku, aku tidak akan menyentuhnya. Tapi kenyataannya adalah semua biarawan berdo’a untukmu. Dan kami juga membutuhkan dana untuk gereja yang baru. Aku teringat dengan kehidupan Saint Thomas di India. Orang yang terberkati itu membangun banyak gereja yang mana sangat disenangi oleh tuhan. Oh Thomas, Thomas. Kamu berbaring disini dimakan kemarahan dan ketidaksabaran. Setan telah mengobarkan kemarahanmu. (hal 197 baris 13 dari bawah)
(^&%^$^%#%*^&)**&_(*)(*(&*^&%$#
(hal 201)
Biarawan john sangat terkejut dan melompat-lompat. “kamu anak haram!” dia berteriak. “kamu telah melakukan tujuanmu, bukankah? Tuhan telah menolongmu! Kamu akan menanggung untuk hinaan itu, aku berjanji padamu! Kamu tunggu saja!
Pelayan rumah mendengar keramaian itu, dia berjalan cepat kekamar dan mengejar biarawan keluar. Lalu dia pergi dengan wajah marah, dan pergi mencari kawan yang selalu mengikutinya. Dia terlihat seperti babi yang terluka; dia menggigit giginya atau, kadang-kadang, gigi taring dia. Lalu dia duduk dirumah milik bangsawan yang dimana hidup seoarang lelaki yang terhormat yang dia kadang-kadang dia memberi pengakuan. Ini orang yang berjasa, secara alami, tuan yang terhormat. Dia duduk untuk makan malam, diruangannya, ketika biarawan mendekatinya dengan rasa marah/gusar. Biarawan sangat marah dia tidak bisa mengeluarkan katanya. Lalu diakhir dia mengatur/berkata, “tuhan bersamamu”.
Raja melihatnya dan menyambutnya. “biarawan John”, dia berkata. “apa yang terjadi denganmu? Aku melihat sesuatu sedang terjadi. Kamu terlihat seperti kayu bakar yang penuh dengan pencuri. Duduklah. Katakan kepadaku tentang itu. Apabila aku bisa membantumu, aku akan”.
“aku telah dihina”, biarawan menjawab. “dihina didalam desamu. Tidak ada yang lemah, sangat lamban, dianggap hina, yang sudah direndahkan dengan perlakuan yang sudah aku terima. Disini. Baru saja. Tentu saja aku tidak mengkomplain atas laporanku. Aku hanya biarawan semata. Aku mengingat kegoblokan ini – bangsat ini – pelawak tua yang berambut putih – menghina biarawanku”.
“sekarang tuan biarawan –“
“tidak, pak, tidak tuan. Tidak pernah master. Aku hanya pelayan. Aku tahu aku telah menjadi tuan dewa. Tapi aku tidak pernah menggunakan gelar. Itu tidak rendah hati. Itu tidak pantas, disini atau dimana yang lain”.
“Itu terserah kamu. Tapi mohon beri tahu aku apa yang terjadi”.
“pak, perintahku dan diriku sendiri memberi rasa malu yang salah. Itu sangat mengerikan untuk direnungkan. Seluruh gereja suci – itu semua adalah gelar Paus untuk pendeta – sudah dihina. Tuhan membantu kita semua”.
“aku yakin”, raja bangsawan berkata. “kamu tahu cara yang terbaik untuk diteruskan. Jangan katakana tentang itu. Kamu adalah penerima pengakuanku, setelah itu semua. Kamu adalah orang terkemuka. Kamu harus tenang demi kepentingan tuhan. Dan beritahu aku apa yang terjadi”. (paragraph 4)
%^&$%#$#@#$%$^(*&^)&(_)
(hal 203)
Jack, pengawal tuan rumah yang muda, berdiri disamping meja dan mengukir daging panggang.  Tentu dia mendengar segala sesuatu. “pak”, dia berkata. “tolong jangan marah kepadaku. Apabila kamu memberikan aku kain untuk membuat oakaian wanita – sebagai imbalan, apabila kamu suka -  aku pikir aku akan member solusi kepada biarawan terhadap teka-teki ini. Aku pikir aku akan menjelaskan kepadanya bagaimana membagi kentut laki-laki ini kepada seluruh biarawannya”.
“apabila kamu memberi jawaban kepada kami”, tuan tanah yang bangsawan menjawab. “kamu bisa mendapat kainmu. Tuhan tahu dengan kerja kerasmu itu”.
“tuanku”, pengawal menjawab, “pilihlah hari yang dimana cuacanya sejuk dan baik, yang dimana tidak berangin atau angin sepoi-sepoi untuk mencemari udara. Kemudian menggunakan roda gerobak dengan jari-jari biasanya membawa keruangan disini. Itu harus menjadi gerobak yang sempurna”.
“ya, dan seterusnya?”.


to be continued.... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar